JOKOWI APAKAH MAMPU DUDUK di RI 1




Joko Widodo atau Jokowi (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961; umur 52 tahun) adalah politikus Indonesia dan Gubernur DKI Jakarta. Ia adalah mantan Wali Kota Surakarta (Solo) dari tahun 2005 sampai 2012, jokowi adalah ‘’pemimpin yang Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh’’ saatnya untuk mendekontruksi wajah birokrasi yang bobrok, struktur pemerintah yang munafik dan dholim pada negri ini. Indonesia ini mempunyai jutaan masalah seprti dari teriakan masyarakat yang ingin makan  akibat kurangnya lapangan pekerjaan, masyarakat yang buta pengetahuan akibat tidak bisa sekolah, masyarakat yang sakit kesakitan akibat tidak ada fasilitas untuk berobat, korupsi, kekerasan yang mengatasnamakan agama, kebudaya Indonesia di klaim oleh negara tetangga, konflik dengan negara tetangga dan masih banyak lagi gejolak-gejolak sosial yang memperihatinkan lagi. Rakyat Indonesia sudah bosan dengan janji-janji kaum elit yang di umbarkan pada waktu kampanye tiba, rakyat sudah muak dengan kepemimpinan yang tidak pro denganya. Rakyat sudah murka dengan kepemimpinan yang hanya mementingkan kepentingan pribadi. Rakyat kawatir dengan para pemimpin yang di pilih oleh rakyat Indonesia yang telah di laksanakan setiap lima tahun sekali, sepertinya hanya sekedar ritual agenda lima tahunan akan tetapi tidak berdampak baik pada pihak menyeluruh akan tetapi hanya berdampak kepada kaum elit saja, kalau seperti ini rakyat yang sangat di rugikan, apa sih artinya pemilihan pemimpin lima tahun sekali, akan tetapi hanya meresahkan rakyat, itu sama saja bohong belaka. Tahun 2014 adalah tahun pemimpin yang pro dengan rakyat, yakni: joko widodo ‘’satrio piningit’’ dari solo, beliau adalah sosok pemimpin yang pro dengan rakyat atau pemimpin yang ngewongi (memanusiakan manusia) jokowi adalah pemimpin yang rendah hati , pemberani, telah di uji kinerja kerasnya yang membawakan solo menjadi kota luar biasa mengedepankan pada fasilitas massal, sektor ekonomi di perdagangan, maupun pendidikan dan kesehatan. Inilah beberapa kineja dari jokowi di solo:  pembangunan jalur lambat sebelah kanan di sepanjang jl. Slamet di ubah menjadi city walk, membangun sebuah pedestrian way yang teduh,di penuhi tanaman dan pohon –pohon besar, dihias dengan motif batik, PKL yang bertebaran di jalanan di berikan tempat khusus sebagai pusat kuliner malam di soslo. Gladanglangen bogan atau galabo ini buka mualai sore hingga tenggah malam dengan menutup jalan satu arah menuju perempatan sangkah ngarsopuro, sebuah kawasan yang artistic di hiasi lampu sangkar burung, patung , topeng dan lukisan yang cantik, dan lagi pasar malam yang di adakan setiap ahir pekan. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan kumuh dan tidak tertata dengan baik. Pasar windujenar merupakan pasar triwindu dengan format baru. Berpindah lokasi di kawasan ngarsopuro membuatnya menjadi semakin kental dengan nuansa seni. pasar ini menjual barang antic, dan masih banyak lagi sepak terjangnya sehingga di nobatkan walikota terbaik ke tiga di dunia. Bukan hanya itu saja jokowi berkat  prestasinya membenahi kota solo boyonglah untuk membenahi Jakarta yang menurutnya bisa membenahi Jakarta. Faktanya memang jokowi bisa menyelesaikan masalah yang ada di Jakarta walaupun belum 100%  yakni: Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP), Normalisasi Waduk, Membersihkan PKL, Tata Birokrasi, Pembangunan MRT dan Monorel, Pembangunan Kampung Deret normalisasi Sungai di Jakarta, Pesta Rakyat dsb. Melihaat pembenaan dan pembangunan ibukota indonesia  itu tidak hanya di pemerintahan daerah saja melainkan  juga harus bekerja sama dengan pemerintah pusat. Ironisnya, ketika rakyat teriak teriak tentang kemacetan yang setiap hari menjadi bahan sarapan rakyat ibukota, akan tetapi pemerintah pusat malah memepersilahkan izin mobil murah hadir di Indonesia, apa engak ‘’setres’’ pemerintahan pusat itu berbalik arah dengan pemerintahahan daerah yang mau menyelesaikan masalah kemacetan, seharusnya yang di banyakan angkutan umum, bukan mobil pribadi sehingga tidak menimbulkan macet dan masih banyak lagi, yang bersingungan dengan pemerintah pusat, mau gubernur itu jokowi, atau siapa saja ketika bertentangan sepak terjangnya mau pembenahan 1000 tahun pun Jakarta akan seperti itu  sehingga sangatlah penting hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah untuk pembangunan ibukota Jakarta, melihat kepemimpinan  jokowi dari solo menuju ke Jakarta hingga melangkah menjadi orang nomer satu ini sangat mampu untuk memayungi semua dimensi rakyat, langkah jokowi menduduki RI 1 sangatlah tepat untuk kebaikan Jakarta khususnya indoneisa pada umumnya.
Nur Arifin UIN SUKA Sosiologi Agama




[ Read More ]

Posted by jeriji semangat 0 komentar»